Rabu, 24 Juni 2015

Tim Terbaik Copa America 2015 Fase Penyisihan Grup


Copa America 2015 coba mencuri perhatian di tengah-tengah masa jeda kompetisi Eropa. Mengandalkan talenta-talenta mengais rezeki dan pamer skill di benua biru, kehadiran turnamen satu ini sedikit banyak mampu berikan pengalaman tersendiri.
Selain karena jadwalnya berbarengan dengan umat muslim untuk bersantap sahur, sepak bola Latin ini menampilkan keindahan tersendiri. Dari 12 negara peserta, kini tinggal delapan setelah menyelesaikan seluruh pertandingan di fase penyisihan grup.
Masa istirahat sebelum berjibaku lagi di lapangan untuk meraih trofi pada partai puncak tengah dijalani para pemain. Sebagai kredit, sudah tampil brilian 11 pemain mampu tampil keluar dan unggul atas peserta lain mereka adalah.
Sumber gambar utama: 101greatgoals.com

Setiap bulan Ramadan tiba, senantiasa membawa getar tersendiri dalam hati dan sanubari setiap umat Islam. Karena momentum bulan puasa mungkin adalah waktu yang paling membekas dalam perjalanan kehidupan ruhani serta kehidupan sosial dari setiap diri yang mengaku sebagai seorang Muslim.
Apalagi sebagai Muslim yang hidup di Indonesia, Ramadan sungguh adalah sebuah bulan yang sangat berarti dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Setiap kita, tentu memiliki aneka kesan tersendiri yang sangat membekas pada setiap kedatangan bulan suci yang selalu dinantikan ini.
Ketika masih kecil, saya menikmati Ramadan sebagai waktu di mana bisa bermain petasan dengan bebas bersama teman-teman seusai salat subuh. Berusaha membaca Al Quran pada siang hari walau dengan melawan rasa ngantuk yang berat. Berbuka di masjid atau di rumah dengan aneka makanan. Lalu melanjutkan salat tarawih berjamaah pada malam hari.
Dalam pikiran masa kanak-kanak saya, Ramadan juga adalah waktu untuk menikmati kelezatan masakan ibu. Saya selalu tak sabar menanti waktu berbuka dengan aneka makanan, mulai dari kolak pisang, kue tradisional, dan berbagai minuman khas yang mungkin hanya bisa saya nikmati dengan leluasa selama bulan Ramadan.
Saat menempuh masa kuliah, Ramadan juga membawa berkah tersendiri. Sebagai seorang anak kost, selama Ramadan saya begitu menikmati menu buka puasa gratis dari masjid ke masjid atau sesekali undangan buka puasa dari beberapa kawan yang menyelenggarakan buka puasa bersama di rumahnya.
Ramadan bagi mahasiswa kere seperti saya, ketika itu adalah bulan di mana penghematan luar biasa benar-benar terjadi. Apalagi ketika tak memiliki uang, cukup dengan minum air putih dan melafalkan niat puasa yang diiringi oleh keyakinan setelah kesusahan pasti ada jalan, setelah berpuasa pasti ada menu berbuka gratis yang lezat! Puasapun
akhirnya berlanjut. Bulan Ramadan, sungguh membawa berkah tersendiri untuk melalui hari-hari sulit semasa kuliah.
Makna Ramadan
Setiap orang tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda untuk menarik makna bulan Ramadan bagi diri sendiri. Pemaknaan ini berkembang seiring dengan waktu dan usia, sebagaimana cara saya memaknai bulan Ramadan ketika masih anak-anak dan sewaktu melalui masa-masa awal ketika kuliah, mungkin akan sedikit berbeda dengan saat ini.
Namun yang pasti, makna puasa di bulan Ramadan bagi saya adalah sarana yang disediakan oleh Allah SWT kepada hamba-hambanya untuk melakukan perjalanan agung menuju puncak cita-cita orang yang beriman yaitu derajat taqwa. Sesuai dengan Firman Allah ; Wahai sekalian orang beriman! Diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas mereka sebelum kamu, agar kamu bertakwa (Q.2:183).
Para ulama, menyebutkan esensi taqwa sebagai sebuah upaya mendekatkan diri kepada Allah. Dalam upaya mendekatkan diri inilah, puasa di bulan Ramadan berfungsi sebagai upaya mewujudkan Tuhan yang Maha Hadir (omnipresent), Maha dekat dengan hamba-hambanya.
Dengan cara berpuasa, kita dapat merenungi kebesaran Tuhan. Karena dengan berpuasa, secara lahiriah manusia sedang melakukan pengingkaran atas berbagai kebutuhan jasmani yang menyenangkan dimana di luar Ramadan bisa dinikmati secara bebas.
Mulai dari makan dan minum, berhubungan badan suami/istri dan segala hal yang pada hari-hari biasa adalah hal yang halal lagi wajar, namun pada bulan Ramadan dari waktu subuh sampai maghrib tidak boleh dilakukan. Lewat ibadah puasa, pada bulan Ramadan menurut hemat saya kita sedang melakukan latihan atau Riyadlah. Di mana Allah sedang melatih diri kita dalam beberapa jam untuk menghindari berbagai kenikmatan yang selama ini kita alami. Betapa
lewat Ramadan Allah sedang mengirimkan sebuah pesan penting kepada mereka yang mengaku beriman, untuk belajar syukur dan sabar.
Sebagai hamba Allah, mungkin di luar Ramadan kita jarang sekali bersyukur atas berkah makan dan minum yang selama ini kita nikmati. Sebagai orang yang mengaku beriman kepadaNya, kita juga terlalu sering abai untuk belajar bersabar menjalani segala ketentuan yang digariskanNya kepada kehidupan kita.
Dengan berpuasa secara tulus, kita sebenarnya sedang meresapi pelajaran-pelajaran yang mungkin sangat sederhana namun mendalam tersebut. Karena puasa, secara esensi adalah ibadah yang hanya Allah dan diri sendiri yang mengetahuinya.
Kita bisa menipu orang lain seolah-olah sedang berpuasa dengan berpura-pura lemas, lapar dan bibir yang kering. Namun bisakah kita menipu Allah, maka karena itulah puasa menjadi sesuatu yang bersifat sangat pribadi antara hamba dan Tuhan. Ketika manusia pada akhirnya disadarkan bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita.
Ramadan Sosial
Mengapa pada bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak amal, seperti sedekah dan infaq ? Dan pada akhir Ramadan, sebelum perayaan idulfitri kita diberikan tanggung jawab untuk mengeluarkan zakat fitrah ? Dalam Islam, sepengetahuan saya setiap ibadah memiliki dua dimensi penting yakni dimensi personal dan dimensi sosial. Pada sisi personal, manusia senatiasa memiliki tangung jawab menjaga hubungan dan tanggung jawab seorang hamba dengan Tuhan, sedangkan pada dimensi sosial setiap manusia yang mengaku beriman memiliki tangung jawab kepada sesama manusia.
Lewat pelajaran Ramadan, kita sedang memasuki madrasah pendidikan iman yang pada akhirnya diharapkan akan melahirkan manusia-manusia Taqwa. Manusia yang segala laku dan aktivitasnya, digerakkan dan dipersembahkan untuk mendekatkan dirinya kepada sang pencipta.
Itulah mengapa, saya selalu yakin diakhir ibadah ruhiyah senantiasa berujung pada aktivitas sosial atau muamalah. Karena wujud manusia yang beriman dan bertaqwa adalah mereka yang dekat dengan Tuhan sekaligus mereka yang menjalani laku aktivitas sosial yang baik kepada manusia.
Karena pada akhirnya seorang yang lulus dari pelatihan Ramadan adalah mereka yang semakin mencintai Allah, sekaligus mereka yang semakin peduli pada sesama manusia. Karena iman dan amal senantiasa padu mengabdi karena itulah jalan takwa.


Sumber: Tribun Network

0 komentar:

Posting Komentar