Selasa, 23 Juni 2015

Benci Jadi Cinta
Sempat membenci Kimia Organik, Firda mampu meraih IP 3,91 di jurusan Kimia FKIP Unsyiah.

Perasaan salah jurusan juga pernah dialami Firda Mualianty. Mahasiswi  program studi Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah ini mengaku, ia menerima apa adanya jurusan yang saat ini ia geluti.

“Dulu saya ingin masuk di jurusan Matematika. Tapi, saya dapatnya Kimia. Ya, mau nggak mau harus terima. Mau bagaimana lagi?” ucapnya.

Alasan Firda ketika mengambil jurusan FKIP Matematika kala itu sudah bulat. Sejak awal, ia telah membuat rencana, bahkan hingga menggeluti profesi apa ke depannya. Ia mengatakan, kebanyakan keluarganya beprofesi sebagai guru. Untuk itulah, perempuan berkacamata ini memilih FKIP Matematika ketika itu.

Saat melihat infomasi kelulusan di website, ia mengungkapkan, detak jantungnya berdebar-debar tak keruan. “Perasaan saat itu sedih, tak terima, karena lulus di jurusan yang tak dinginkan,” ujarnya dengan ekspresi kurang senang.

Sejak mengikuti perkuliahan pertama kali, ia sering diam, merasa suntuk, malas, dan bosan. Tak ayal, ia juga kurang peduli dengan yang terjadi karena dari awal tidak menyukai jurusan FKIP Kimia.

Namun, perempuan kelahiran Meulaboh, 6 September 1993, ini mulai merasa klop dengan jurusannya saat ini. Ia mulai mencintai dan menyatu dengan keadaan yang ada di jurusan Kimia. “Awalnya memang merasa berat dan menganggap susah di jurusan ini. Tapi setalah dijalani, ternyata tak sesulit yang dibayangkan di awal,” ujarnya.

Untuk menghilangkan rasa malas dan bosan, Firda bergabumg di beberapa organisasi di kampus, mulai Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) Universitas Syiah Kuala, Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma). Bagi perempuan ini, organisasi penting bagi mahasiswa, bahkan semua orang, untuk mengembangkan diri, baik secara akademik maupun nonakademik.

Ia mengakui, setelah bergiat di beberapa organisasi, selain dapat teman, ternyata ia memperoleh pengalaman dan ilmu yang baru. Untuk itulah, ia semakin mengenal lebih jauh jurusannya.

Putri dari pasangan Afifuddin dan Diana ini mencoba lebih mengenal jurusannya. Mendekati dosen salah satunya. Menurutnya, supaya lebih enak dan mudah memahami materi perkuliahan, mahasiswa harus lebih sering berkomunikasi dengan dosen.

“Bahasa kerennya sih sering-sering caper (cari perhatian-red) biar dosen kenal dan makin dekat,” katanya.

Ia mengutarakan, mata kuliah yang sangat ia benci di jurusan FKIP Kimia, yakni Kimia Organik. Meskipun telah berbagai usaha ia lakukan untuk mengatasi kebosanan dan lainnya, rasa itu hampir satu semester menghantuinya.

Berbagai cara tetap ia lakukan untuk mengatasi hal itu. Alhasil, ia pun mulai menyukai mata kuliah tersebut. Bahkan secara menegjutkan, ia pernah mendapat indeks prestasi (IP) yang lumayan tinggi. “Firda pernah dapat IP 3,91,” ujarnya yang juga pernah jadi asisten dosen ini.

Hal yang dilakukan Nopriandi Mirza pernah pula dilakukan Firda. Ia pernah mengikuti tes beberapa kali untuk mendapatkan jurusan yang ia inginkan (Matematika-red). Tapi, niat itu diurungkan karena sudah merasa menyatu dan mencintai jurusan. Kedua orang tuannya pun memberikan motiviasi untuk tetap bertahan di jurusan tersebut. Kecintaan, orang tua, dan teman sejurusan membuatnya tidak tega meninggalkan jurusannya. Terlebih, ia sudah mempunyai banyak teman dekat dan akrab.

Tugas yang banyak, teman dari berbagai suku, watak dan sifat berbeda-beda menjadi permasalahan yang ia temu di perkuliahan. Ia menjadikan itu semua sebagai tantangan. “Kita harus lebih pandai berkomunikasi dan berbaur sehingga perkuliaahan terasa santai,” ucapnya.

Lantas dengan lantang ia menyebut, angka 9 dari 1-10 kala SH menguji keyakinannya terhadap jurusannya saat ini. Anggapan di awal bahwa ia merasa salah jurusan mulai menghilang.  Bahkan, ia menyebutkan, jurusan FKIP Kimia sangat unik dan berbeda dengan jurusan-jurusan yang lainnya. Tak ayal, ia kian enjoy dan happy.

Perempuan yang hobi membaca dan menulis ini berharap, ketika lulus dari jurusan ini, ia dapat berbagi ilmu dan mendidik generasi-generasi muda demi kemajuan negeri.

Kembali ke Takdir...


Sumber : Sinar Harapan

0 komentar:

Posting Komentar