Selasa, 23 Juni 2015

Perbedaan Ospek di Indonesia Dengan Negara Lain


Setiap perguruan tinggi pastinya memiliki rangkaian kegiatan ospek untuk para mahasiswa baru mereka. Baik itu di tingkatan universitas maupun fakultas. Pada dasarnya, Ospek merupakan momentum bersejarah dan pintu ilmu bagi setiap mahasiswa yang akan memasuki pintu gerbang perguruan tinggi. Pintu itu akan dibuka dan dicermati atau dipelajari secara seksama oleh mahasiswa-mahasiswi baru untuk memperdalam ilmunya (Bratadharma, 2013).            

Hakikat Ospek itu sendiri merupakan kegiatan untuk memperkenalkan kampus beserta kegiatannya kepada mahasiswa baru. Pembetukan watak dan mental mahasiswa baru turut serta ditentukan melalui kegiatan ini. Tujuan pembentukan watak dengan mental yang kuat, disiplin dan energik umumnya menjadi nilai-nilai umum yang diterapkan dalam ospek perguruan tinggi.

Pada sebuah artikel yang berjudul “Orientasi Mahasiswa Baru (Ospek) : Pembentukan Generasi Instan?” yang ditulis oleh Rizky Kurnia Widiantoko menuliskan bahwa terdapat perbedaan gaya ospek di negara kita dengan negara maju seperti AS, Belanda, dan Jerman. Di negara kita, penggunaan atribut yang beragam dan unik serta sejumlah fenomena perpeloncoan masih kental diberlakukan. Sedangkan, di negara maju, berbeda.

Rangkaian kegiatan ospeknya memang kurang lebih serupa, mahasiswa baru diterima secara langsung oleh petinggi PT setara Rektor, Pembantu Rektor bidang akademik ataupun Dekan Fakultas. Mereka mendapatkan pengarahan akademis secara umum dalam tingkatan PT, Fakultas dan Jurusan. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan positif dan ringan.

Seperti yang dikutip dari salah satu artikel berjudul Orientasi Mahasiswa di Negara Maju pada http://www.deutscheinfach.com, di Jerman, Tour de Campus adalah acara selanjutnya untuk mengenalkan fasilitas kampus itu sendiri, juga mengemas kegiatan tur kampus ini menjadi sebuah permainan seru. Selebihnya mereka mengadakan acara kumpul-kumpul bersama seperti Barbeque Party di taman kampus atau Welcoming Party di sebuah klub. Tak ada satupun kegiatan‚ bantai-membantai‘ antara senior terhadap junior. Dengan rancangan kegiatan yang padat tersebut, menjadikan waktu lebih efektif dan efisien baik dari pihak PT sendiri juga bagi mahasiswa baru.

Terlepas dari perbedaan gaya ospek tersebut, tujuan ospek secara mendasar harus selalu diperhatikan dan diterapkan oleh para civitas akademika pergutuan tinggi. Jangan sampai esensi itu justru hilang dengan rangkaian yang justru kurang mendukung. Pemakaian atribut ospek di perguruan tinggi Indonesia bisa jadi adalah lambang identitas kultur ospek kita. Di sisi lain, hal tersebut memang merupakan tradisi yang masih termasuk dalam kategori mendidik, membina dan mengarahkan.


Sumber : Sinar Harapan

0 komentar:

Posting Komentar