Tim Terbaik Copa America 2015 Fase Penyisihan Grup
Copa America 2015 coba mencuri perhatian di tengah-tengah
masa jeda kompetisi Eropa. Mengandalkan talenta-talenta mengais rezeki dan
pamer skill di benua biru, kehadiran turnamen satu ini sedikit banyak mampu
berikan pengalaman tersendiri.
Selain karena jadwalnya berbarengan dengan umat muslim untuk
bersantap sahur, sepak bola Latin ini menampilkan keindahan tersendiri. Dari 12
negara peserta, kini tinggal delapan setelah menyelesaikan seluruh pertandingan
di fase penyisihan grup.
Masa istirahat sebelum berjibaku lagi di lapangan untuk
meraih trofi pada partai puncak tengah dijalani para pemain. Sebagai kredit,
sudah tampil brilian 11 pemain mampu tampil keluar dan unggul atas peserta lain
mereka adalah.
Sumber gambar utama: 101greatgoals.com
Setiap bulan Ramadan tiba, senantiasa membawa getar
tersendiri dalam hati dan sanubari setiap umat Islam. Karena momentum bulan
puasa mungkin adalah waktu yang paling membekas dalam perjalanan kehidupan
ruhani serta kehidupan sosial dari setiap diri yang mengaku sebagai seorang
Muslim.
Apalagi sebagai Muslim yang hidup di Indonesia, Ramadan
sungguh adalah sebuah bulan yang sangat berarti dibandingkan dengan bulan-bulan
lainnya. Setiap kita, tentu memiliki aneka kesan tersendiri yang sangat
membekas pada setiap kedatangan bulan suci yang selalu dinantikan ini.
Ketika masih kecil, saya menikmati Ramadan sebagai waktu di
mana bisa bermain petasan dengan bebas bersama teman-teman seusai salat subuh.
Berusaha membaca Al Quran pada siang hari walau dengan melawan rasa ngantuk
yang berat. Berbuka di masjid atau di rumah dengan aneka makanan. Lalu
melanjutkan salat tarawih berjamaah pada malam hari.
Dalam pikiran masa kanak-kanak saya, Ramadan juga adalah
waktu untuk menikmati kelezatan masakan ibu. Saya selalu tak sabar menanti
waktu berbuka dengan aneka makanan, mulai dari kolak pisang, kue tradisional,
dan berbagai minuman khas yang mungkin hanya bisa saya nikmati dengan leluasa
selama bulan Ramadan.
Saat menempuh masa kuliah, Ramadan juga membawa berkah
tersendiri. Sebagai seorang anak kost, selama Ramadan saya begitu menikmati
menu buka puasa gratis dari masjid ke masjid atau sesekali undangan buka puasa
dari beberapa kawan yang menyelenggarakan buka puasa bersama di rumahnya.
Ramadan bagi mahasiswa kere seperti saya, ketika itu adalah
bulan di mana penghematan luar biasa benar-benar terjadi. Apalagi ketika tak
memiliki uang, cukup dengan minum air putih dan melafalkan niat puasa yang
diiringi oleh keyakinan setelah kesusahan pasti ada jalan, setelah berpuasa
pasti ada menu berbuka gratis yang lezat! Puasapun
akhirnya berlanjut. Bulan Ramadan, sungguh membawa berkah
tersendiri untuk melalui hari-hari sulit semasa kuliah.
Makna Ramadan
Setiap orang tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda
untuk menarik makna bulan Ramadan bagi diri sendiri. Pemaknaan ini berkembang
seiring dengan waktu dan usia, sebagaimana cara saya memaknai bulan Ramadan
ketika masih anak-anak dan sewaktu melalui masa-masa awal ketika kuliah,
mungkin akan sedikit berbeda dengan saat ini.
Namun yang pasti, makna puasa di bulan Ramadan bagi saya
adalah sarana yang disediakan oleh Allah SWT kepada hamba-hambanya untuk
melakukan perjalanan agung menuju puncak cita-cita orang yang beriman yaitu
derajat taqwa. Sesuai dengan Firman Allah ; Wahai sekalian orang beriman!
Diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas
mereka sebelum kamu, agar kamu bertakwa (Q.2:183).
Para ulama, menyebutkan esensi taqwa sebagai sebuah upaya
mendekatkan diri kepada Allah. Dalam upaya mendekatkan diri inilah, puasa di
bulan Ramadan berfungsi sebagai upaya mewujudkan Tuhan yang Maha Hadir
(omnipresent), Maha dekat dengan hamba-hambanya.
Dengan cara berpuasa, kita dapat merenungi kebesaran Tuhan.
Karena dengan berpuasa, secara lahiriah manusia sedang melakukan pengingkaran
atas berbagai kebutuhan jasmani yang menyenangkan dimana di luar Ramadan bisa
dinikmati secara bebas.
Mulai dari makan dan minum, berhubungan badan suami/istri dan
segala hal yang pada hari-hari biasa adalah hal yang halal lagi wajar, namun
pada bulan Ramadan dari waktu subuh sampai maghrib tidak boleh dilakukan. Lewat
ibadah puasa, pada bulan Ramadan menurut hemat saya kita sedang melakukan
latihan atau Riyadlah. Di mana Allah sedang melatih diri kita dalam beberapa
jam untuk menghindari berbagai kenikmatan yang selama ini kita alami. Betapa
lewat Ramadan Allah sedang mengirimkan sebuah pesan penting
kepada mereka yang mengaku beriman, untuk belajar syukur dan sabar.
Sebagai hamba Allah, mungkin di luar Ramadan kita jarang
sekali bersyukur atas berkah makan dan minum yang selama ini kita nikmati.
Sebagai orang yang mengaku beriman kepadaNya, kita juga terlalu sering abai untuk
belajar bersabar menjalani segala ketentuan yang digariskanNya kepada kehidupan
kita.
Dengan berpuasa secara tulus, kita sebenarnya sedang meresapi
pelajaran-pelajaran yang mungkin sangat sederhana namun mendalam tersebut.
Karena puasa, secara esensi adalah ibadah yang hanya Allah dan diri sendiri
yang mengetahuinya.
Kita bisa menipu orang lain seolah-olah sedang berpuasa
dengan berpura-pura lemas, lapar dan bibir yang kering. Namun bisakah kita
menipu Allah, maka karena itulah puasa menjadi sesuatu yang bersifat sangat
pribadi antara hamba dan Tuhan. Ketika manusia pada akhirnya disadarkan bahwa
Tuhan selalu hadir bersama kita.
Ramadan Sosial
Mengapa pada bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak
amal, seperti sedekah dan infaq ? Dan pada akhir Ramadan, sebelum perayaan
idulfitri kita diberikan tanggung jawab untuk mengeluarkan zakat fitrah ? Dalam
Islam, sepengetahuan saya setiap ibadah memiliki dua dimensi penting yakni
dimensi personal dan dimensi sosial. Pada sisi personal, manusia senatiasa memiliki
tangung jawab menjaga hubungan dan tanggung jawab seorang hamba dengan Tuhan,
sedangkan pada dimensi sosial setiap manusia yang mengaku beriman memiliki
tangung jawab kepada sesama manusia.
Lewat pelajaran Ramadan, kita sedang memasuki madrasah pendidikan
iman yang pada akhirnya diharapkan akan melahirkan manusia-manusia Taqwa.
Manusia yang segala laku dan aktivitasnya, digerakkan dan dipersembahkan untuk
mendekatkan dirinya kepada sang pencipta.
Itulah mengapa, saya selalu yakin diakhir ibadah ruhiyah
senantiasa berujung pada aktivitas sosial atau muamalah. Karena wujud manusia
yang beriman dan bertaqwa adalah mereka yang dekat dengan Tuhan sekaligus
mereka yang menjalani laku aktivitas sosial yang baik kepada manusia.
Karena pada akhirnya seorang yang lulus dari pelatihan
Ramadan adalah mereka yang semakin mencintai Allah, sekaligus mereka yang
semakin peduli pada sesama manusia. Karena iman dan amal senantiasa padu
mengabdi karena itulah jalan takwa.
Sumber: Tribun Network
0 komentar:
Posting Komentar