Ospek Perlu Nggak, Sih?
Berbicara soal ospek, biasanya mayoritas orang langsung
berpikir tentang aksi senioritas terhadap mahasiswa baru. Hal tersebut mungkin
saja terjadi. Tidak jarang media massa memberitakan informasi ospek yang
menimbulkan korban jiwa, atau adanya pelecehan seksual yang dilakukan senior
terhadap mahasiswa baru pada ospek.
Faktanya, ospek diadakan untuk memberikan gambaran mengenai
kehidupan perkuliahan terhadap mahasiswa baru. Biasanya, ospek yang
dilaksanakan universitas hanya dilakukan selama beberapa hari. Di UNS misalnya,
ospek tingkat universitas atau yang biasa disebut osmaru (orientasi mahasiswa
baru) dilakukan selama tiga hari.
Kegiatan yang dilakukan dalam ospek beragam. Biasanya pada
hari pertama diisi seminar alumni berprestasi atau tokoh ternama; tujuannya
memupuk semangat mahasiswa baru agar berprestasi selama kuliah. Hari berikutnya
dilanjutkan dengan display UKM, tujuannya menyosialisasikan kegiatan yang bisa
diikuti mahasiswa baru, selain belajar di kelas.
Setelah melihat penjabaran mengenai ospek, kali ini kita akan
mencoba melihat sebenarnya ospek itu perlu atau nggak, dari kacamata mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Survei yang dilakukan
terhadap mahasiswa baru angkatan 2012 ini menunjukkan 93 persen dari mereka
merasa bahwa osmaru sudah sangat bermanfaat. Hanya 2 persen dari mereka yang
merasa osmaru tidak ada manfaatnya sama sekali (5 persen menyatakan biasa
saja).
Dari data tersebut, kita dapat melihat mahasiswa baru
(Fakultas Hukum) sudah menyadari pentingnya masa orientasi, sebagaimana dirilis
dalam siaran pers Mahasiswa Novum FH UNS. Kesadaran mereka terhadap orientasi
mungkin didukung acara menarik yang disajikan pihak penyelenggara. Sebanyak 81
persen mahasiswa baru merasa rangkaian acara yang disajikan sangat menarik.
Dari antusiasme mahasiswa FH UNS, tampaknya ospek masih
diperlukan mahasiswa baru; dengan catatan, rangkaian acara yang disediakan
harus menarik agar mahasiswa baru juga berminat menghadiri ospek. Sebisa
mungkin, hindari tindakan senioritas sekecil apa pun. Jangan sampai mahasiswa
baru yang masih harus menempuh pendidikan selama empat tahun merasa tidak
nyaman di lingkungannya.
Sumber : Sinar Harapan
0 komentar:
Posting Komentar