Indahnya bulan suci ramadhan
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah Allah SWT membuka
peluang lebar-lebar bagi kita untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang selama
ini dilakukan asal kita melaksanakan puasa Ramadhan dan benar - benar ibadah
dibulan suci ini secara sungguh dengan landasan iman dan ikhlas serta tidak
melakukan dosa-dosa besar. Tentang hal ini, Nabi Muhammad saw menyatakan:
Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan landasan
iman dan ikhlas akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Ahmad).
Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan
menghapus dosa di antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi. (HR Muslim).
Saking bersihnya kita dari dosa, sekeluar kita dari Ramadhan,
kuta digambarkan bagaikan baru dilahirkan kembali oleh ibu kita.
Siapa saja yang berpuasa dan shalat malam (tarawih) karena iman
dan ikhlas akan keluar dari dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.
(HR Ibn Majah dan al-Baihaqi).
Begitu mudahkah Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita? Jawabnya,
ya. Yakinlah, Allah SWT pasti akan menerima tobat kita.
Sesungguhnya Allah pasti menerima tobat hamba-Nya selama belum
mengalami sakratulmaut. (HR at-Tirmidzi).
Bahkan dalam hadis yang lain dijelaskan bahwa Allah SWT
sesungguhnya sangat bergembira menyaksikan hambanya yang-meski berlumuran
dosa-datang untuk bertobat lebih bergembira dibandingkan dengan orang yang
dalam perjalanan di padang pasir menemukan kembali ontanya yang penuh
perbekalan, yang sebelumnya hilang.
Muslim yang baik bukanlah orang yang tidak pernah melakukan
kesalahan, karena itu tidak mungkin. Sudah menjadi tabiat manusia melakukan
kesalahan dan kekhilafan. Di samping dorongan hawa nafsu dan tarikan lingkungan
juga karena memang setan telah berjanji akan terus menggoda manusia. Akan
tetapi, kata Nabi, sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang
bersegera bertobat.
Setiap manusia berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang
melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertobat. (HR Ad-Darimi).
Jadi, sudahkan Anda bertobat? Alhamdulillah bila sudah. Salah satu
syarat tobat kita diterima Allah adalah, seperti dalam ayat di atas, kita
berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Di sinilah peran penting puasa
yang disebut Nabi bagaikan benteng untuk kita tidak melakukan kesalahan.
Puasa bagaikan benteng (yang mencegah perbuatan keji dan
mungkar). (HR al-Bukhari).
0 komentar:
Posting Komentar